Harapan: Lentera di penghujung jalan

Minggu, 18 Desember 2011
Kelam langit memilukan jiwa
Hembus angin memiriskan luka
Perih ...
Tangis ...


Aral selalu datang menghalang
Berkawan rintang yang tak kunjung hilang
Selalu mencoba melawan
Demi secuil harapan


Harapan adalah sinar
Lentera di penghujung jalan
Arahnya adalah senyum kehidupan


Bangkit!
Kontraskan perih dan tangis
Di akhir jalan
Dengan senyum dan bahagia

GORESAN TANGAN PIJAR TIMUR


             Hari ini adalah hari yang menurut gue seru, meskipun gue hanya menempatkan diri sebagai pendengar yang baik. Hari ini dapat curahan hati si gadis lugu nan manis tentang dilemma cinta dari dua sisi penting hati dan hidupnya. Kemudian ketemu si gadis berfisik cina dengan kekonyolan yang erat menempel. Satu hal yang gue sadari sejak awal dengan diadakannya pertemuan hari ini, akan ada yang coba mengorek cerita dari gue. Tapi semua sudah gue persiapkan dengan sangat rapi dengan tampang polos yang gue punya, hahahaha. Maaf ya… ada sisi yang belum siap gue buka. But maybe later I will must tell you all about me like me told you one thing. Kalian pasti tahu apa yang gue maksud. :p
                Girls… tahu gak apa yang selalu ada dalam pikiran gue. Gue selalu bersyukur memiliki sahabat seperti kalian. Ada saat gue senang, ada saat gue susah, meski gak ketemu langsung dan hanya bisa tegur-sapa via online. Tapi gue selalu takut saat kita nanti harus menjalani hidup masing-masing. Kalau kalian sadar, gue lebih banyak diam saat kita kumpul, gue cuma pengen menyimpan memori tentang kita untuk kehidupan nanti. Gaya ye bahasa gue kayak ada reinkarnasi aja. But it is reality of my mind.
                Satu hal yang gue sadari hari ini tentang kasih sayang kalian ke gue. thanks so much for that girls. Besarnya sebesar kasih sayang dan peduli gue ke kalian. Buat Gadis lugu nan manis, tenang teman lo yang inisialnya AF gak melakukan hal aneh kok ke gue. Buat Cici, thanks untuk pengalaman hidup yang luar biasa dan selalu mengingatkan untuk selalu sayang ORTU dan keluarga. Seperti yang dibilang si manis, kagum dahsyat kita untukmu selalu berakhir dengan keheningan. J Untuk dua orang yang tidak datang, I always love you, girls.
                Ini adalah coretan tangan si pijar timur. Mencoba hadir untuk membawa pembaruan. Berkawan cahaya barat dan sinar putih dengan restu Sang Illahi, Allah yang Maha Esa. Pijar timur selalu berharap ada satu titik dan waktu kita semua bergandeng tangan di bawah kubah kesuksesan dunia-akhirat. Amin ya Rabb.

PIJAR TIMUR

UTUH MENGHILANG

Sabtu, 22 Oktober 2011

Awalnya utuh
Kemudian semu
Kenyataan menjadi nanar
Lantas menghilang

Bentengmu membenarkan
Namun sudut lain menyalahkan
Menyalahkan?
Itu jiwa pengecut!
Bagaimana dengan tidak mau disalahkan?
Pengecut juga kah?

Kini . . .
Kagumku pupus
Peduliku rapuh
Alasan? Kutelan sendiri